Palembang – Proses seleksi Komisi Informasi Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tercoreng oleh kebocoran hasil fit and proper test yang dilakukan Kamis, 31 Oktober 2024. Meski DPRD Sumsel dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumsel belum mengeluarkan pengumuman resmi, media lokal Sripo dalam jaringan Tribunnews berani menayangkan daftar nama peserta yang dinyatakan lolos, mereka harus berani mempertanggung jawabkan validitas isi berita. Menurut Syapran, seyogyanya komisi I DPRD berkonsultasi lagi dengan pimpinan dan koordinator komisi, sementara pada saat yang sama sepertinya pimpinan dan koordinator tidak ada di tempat apalagi tidak ada konfirmasi oleh media tersebut kepada pimpinan dan koordinator komisi di DPRD. Syapran mensinyalir ini upaya penggiringan opini dan tentu ada pihak tertentu yang bermain di balik berita ini. Kebocoran ini membuat sejumlah peserta berang, menuntut kejelasan dan mempertanyakan integritas proses seleksi.
Syapran Suprano, salah satu peserta tes, dengan keras mengecam kejadian ini. “Dari mana media bisa dapat data? Kalau pengumuman belum resmi, berarti ada yang bocor! Ini kecurangan yang tidak bisa diterima,” tegasnya. Syapran menuding bahwa proses seleksi ini terindikasi hanya formalitas belaka, seolah hasilnya sudah diatur sejak awal. Menurutnya, jika hasil seleksi bisa bocor ke media sebelum pengumuman resmi, hal ini menunjukkan adanya pelanggaran serius dalam penyelenggaraan seleksi.
“Kami mengikuti proses ini dengan sungguh-sungguh dan berharap ini seleksi yang adil. Tapi kalau hasilnya bocor, ini jelas mencoreng kredibilitas DPRD dan Kominfo Sumsel !” lanjut Syapran. Ia menuntut agar DPRD dan Kominfo Sumsel segera memberi klarifikasi kepada publik terkait sumber kebocoran tersebut dan menindak tegas pihak yang bertanggung jawab.
Para peserta lain pun tak kalah marah, mempertanyakan kredibilitas seluruh proses seleksi Komisi Informasi khususnya pada fit and propper test apalagi beredar informasi permintaan sejumlah uang bila ingin lolos. Mereka meminta agar dilakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan bahwa tidak ada manipulasi atau kepentingan terselubung dalam seleksi ini. “Kami tidak mau diakali. Kalau ini benar-benar seleksi yang jujur, tidak mungkin hasilnya bocor begitu saja ke media!” ujar salah satu peserta yang enggan disebut namanya.
Kejadian ini menimbulkan gelombang kekecewaan di masyarakat. Mereka mengecam keterlibatan pihak-pihak yang diduga membocorkan informasi rahasia, yang seharusnya tetap dirahasiakan hingga ada pengumuman resmi. Jika terbukti ada permainan di balik proses seleksi ini, masyarakat menuntut sanksi tegas bagi siapa pun yang terlibat, termasuk pejabat atau oknum di DPRD atau Kominfo Sumsel yang terlibat dalam kebocoran informasi.
Polemik ini adalah ujian besar bagi DPRD Sumsel dan Kominfo Sumsel dalam menjaga kepercayaan publik. Tanpa klarifikasi tegas, dugaan kecurangan akan terus membayangi proses seleksi Komisi Informasi. Masyarakat kini menanti respons cepat dan langkah nyata dari DPRD dan Kominfo Sumsel.